Selasa, 12 Juni 2018

Kebutuhan Eliminasi Fekal


Kebutuhan Eliminasi Fekal

Hasil wawancara terhadap 20 orang yang dirawat di rumah sakit rata rata pasien mengalami gangguan eliminasi fekal. Pasien menyatakan tidak buang air besar setiap hari, salah satu yang menjadi alasannya pasien merasa malu jika pasien buang air besar dirumah sakit. Hal ini terjadi karena pasien berada disatu ruangan dengan pasien yang lain yang tidak mereka kenal khususnya pasien pasien yang dirawat diruang kelas 2 dan kelas 3 yang dihuni lebih dari empat tempat tidur setiap kamarnya.
Eliminasi fekal tidak lepas dari fungsi usus yang dimulai dari usu halus, usu besar dan organ asesoris pencernaan lainya. Selama fungsi usus tersebut baik maka pola eliminasi menjadi baik meskipun ada factor- factor lain yang mempengaruhinya.
Fungsi eliminasi fekal tergambar dari proses defekasi. Defekasi adalah proses pengosogan usus dari sampah hasil proses pencernaan yaitu menghasilkan feses. Feses tersusun dari 75% air dan 25% padat. Proses defekasi terjadi karena terdapat dua reflex yaitu reflex intrinsic dan reflex ekstrinsik. Proses defekasi dimulai dari terdapatnya feses dalam rectum yang menyebabkan distensi. Kemudian merangsang gerak peristaltic usus untuk mengeluarkan feses yang membuka sphincter internal dan sphincter eksternal relaksasi secara volunter. Tekanan dihasilkan oleh otot otot abdomen pada saat terjadinya defekasi.
Defekasi dapat dipengaruhi oleh banyak factor yaitu usia, diet, asupan cairan, tonus otot, gaya hidup dan kebiasaan, factor psikologis, medikasi, penyakit, nyeri, kerusakan sensori dan motoris, pembedahan dan anastesi, serta pemeriksaan diagnostic.
Pada bayi belum mengetahui atau mengendalikan defekasi sehingga defekasi langsung, berbeda dengan lansia pengurangan pengendalian defekasi karena secara degeratif  mengalami penurunan fungsi dari sejumlah organ tubuh. Factor diet bisa kita bedakan antara factor berapa banyak makanan yang dikonsumsi dan jenis makanan yang dikonsumsi. Secara fisiologis makan banyak makanan yang dimakan maka akan banyak feses yang dihasilkan dan meningkatkan frekuensi defekasi, dari jenis makanana dibedakan jenis makanan yang mempermudah proses defekasi atau menyebabkan sulit defekasi sama halnya dengan factor cairan. Tonus otot yang baik akan menghasilkan gerakan peristaltic yang baik dapat mempermudah defekasi.
Gaya hidup dan kebiasaan termasuk kebiasaan mengkomsumsi jenis obat obatan dapat mempengaruhi proses defekasi, dari beberapa jenis obat ada yang menyebabkan efek samping konstipasi atau diare. Kondisi cemas dan ketakutan dapat meningkatkan system saraf parasimpatis yang menyebabkan meningkatnya peristaltik usus dan motilitas usus yang menyebabkan diare atau konstipasi.
Masalah yang muncul pada kebutuhan dasar defekasi yaitu :
1.         Risiko konstipasi
2.         Konstipasi
3.         Konstipasi fungsional kronis
4.         Risiko konstipasi fungsional kronis
5.         Persepsi konstipasi
6.         Diare
7.         Disfungsi motilitas gastrointestinal
8.         Risiko disfungsi gastrointestinal
9.         Inkontinensia defekasi
“Setiap  proses dapat menghasilkan sampah, dan tempatkan sampah sebagaimana harus ditempatkan. (Teten Rustendi)”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar