SUHU TUBUH
Pengukuran suhu merupakan bagain
dari tanda – tanda vital, perubahan tanda – tanda vital dapat mengambarkan
perubahan dalam pada tubuh yang mungkin
tidak dapat diobersvasi. Oleh karena itu pemantauan tanda- tanda vital
bukan merupakan kegiatan yang bersifat rutinitas, melainkan diperlukan analisa.
Suhu tubuh adalah keseimbangan
antara panas yang dihasilkan tubuh dengan panas yang dikeluarkan tubuh.
Terdapat dua jenis suhu tubuh yaitu suhu inti (core temperature) dan suhu
permukaan tubuh. Suhu inti adalah suhu jaringan dalam tubuh seperti rongga
abdomen dan rongga pelvis.
Suhu permukaan dapat berbeda,
meningkat atau menurun sebagai respon terhadap lingkungan. Ada beberapa cara
untuk mengatur panas dalam tubuh, yatu sebagai berikut (Guyton, 1997)
Radiasi,
penghilangan panas melalui radiasi sinar inframerah. Kehilangan panas dengan
cara ini mencapai 60%. Dari semua kehilangan panas tubuh
Konduksi, kehilangan
panas melalui benda padat yang menempel pada tubuh. Total kehilangan panas
tubuh dengan cara ini mencapai 15%
Konveksi, pergerakan
panas tubuh dari permukaan tubuh, terjadi bersamaan dengan konduksi. Kehilangan
panas tubuh dengan cara ini bisa mencapai 15% jika perputaran udara disekitar
tubuh tetap konstan.
Evaporasi, keluarnya
panas dari dalam tubuh. Air akan tetap
keluar dari tubuh meskipun kondisi sekitar tidak panas. Kehilangan air tubuh
bisa mencapai 450-600 cc/hari. Selain melalui keringat, kehilangan panas tubuh
juga bisa berasal dari kerja paru paru dan sistem pernapasan.
Factor yang mempengaruhi suhu tubuh:
- Laju metabolisme basal semua sel tubuh
- Laju cadangan metabolisme yang disebabkan oleh aktivitas otot, termasuk kontraksi otot karena menggigil
- Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh tiroksin terhadap sel
- Metabolisme tambahan karena efek epinefrin dan rangsangan simpatis terhadap sel
- Metabolisme tambahan terhadap aktivitas kimia dalam sel , bila temperature sel meningkat
Hasil pengukuran suhu secara umum
dibagi dua yaitu lebih dari normal atau disebut dengan hipertermi dan suhu yang
kurang dari normal atau yang disebut dengan hipotermi. Hipertermi dinyatakan
saat suhu tubuh lebih dari 37.5 dan hipotermi apabila suhu kurang dari 35 C.
hiperteremi ditandai dengan peningkatan metabolisme tubuh. Sedangkan hipotermi
ditandai dengan penurunan metabolisme. Peningkatan suhu tubuh dapat disebabkan
oleh pirogen (virus, bakteri, jamur dan beberapa antigen). Pirogen melepaskan
racun endogen dan eksogen yang akan menyebabkan sel darah putih bekerja dan
merangsang pusat pengaturan suhu di hipotalamus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar