Jumat, 17 November 2017

SUHU TUBUH


SUHU TUBUH


Pengukuran suhu merupakan bagain dari tanda – tanda vital, perubahan tanda – tanda vital dapat mengambarkan perubahan dalam pada tubuh yang mungkin  tidak dapat diobersvasi. Oleh karena itu pemantauan tanda- tanda vital bukan merupakan kegiatan yang bersifat rutinitas, melainkan diperlukan analisa.
Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang dihasilkan tubuh dengan panas yang dikeluarkan tubuh. Terdapat dua jenis suhu tubuh yaitu suhu inti (core temperature) dan suhu permukaan tubuh. Suhu inti adalah suhu jaringan dalam tubuh seperti rongga abdomen dan rongga pelvis.
Suhu permukaan dapat berbeda, meningkat atau menurun sebagai respon terhadap lingkungan. Ada beberapa cara untuk mengatur panas dalam tubuh, yatu sebagai berikut (Guyton, 1997)
Radiasi, penghilangan panas melalui radiasi sinar inframerah. Kehilangan panas dengan cara ini mencapai 60%. Dari semua kehilangan panas tubuh
Konduksi, kehilangan panas melalui benda padat yang menempel pada tubuh. Total kehilangan panas tubuh dengan cara ini mencapai 15%
Konveksi, pergerakan panas tubuh dari permukaan tubuh, terjadi bersamaan dengan konduksi. Kehilangan panas tubuh dengan cara ini bisa mencapai 15% jika perputaran udara disekitar tubuh tetap konstan.
Evaporasi, keluarnya panas dari dalam tubuh. Air akan tetap keluar dari tubuh meskipun kondisi sekitar tidak panas. Kehilangan air tubuh bisa mencapai 450-600 cc/hari. Selain melalui keringat, kehilangan panas tubuh juga bisa berasal dari kerja paru paru dan sistem pernapasan.

Factor yang mempengaruhi suhu tubuh:

  • Laju metabolisme basal semua sel tubuh
  • Laju cadangan metabolisme  yang disebabkan oleh aktivitas otot, termasuk kontraksi otot karena  menggigil
  • Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh tiroksin terhadap sel
  • Metabolisme tambahan karena efek epinefrin dan rangsangan simpatis terhadap sel
  • Metabolisme tambahan terhadap aktivitas kimia dalam sel , bila temperature sel meningkat
Hasil pengukuran suhu secara umum dibagi dua yaitu lebih dari normal atau disebut dengan hipertermi dan suhu yang kurang dari normal atau yang disebut dengan hipotermi. Hipertermi dinyatakan saat suhu tubuh lebih dari 37.5 dan hipotermi apabila suhu kurang dari 35 C. hiperteremi ditandai dengan peningkatan metabolisme tubuh. Sedangkan hipotermi ditandai dengan penurunan metabolisme. Peningkatan suhu tubuh dapat disebabkan oleh pirogen (virus, bakteri, jamur dan beberapa antigen). Pirogen melepaskan racun endogen dan eksogen yang akan menyebabkan sel darah putih bekerja dan merangsang pusat pengaturan suhu di hipotalamus.

Referensi : Debora,Oda. 2011. Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Salemba Medika